makalah pengantar studi islam kelompok 1 -pendekatan studi islam-

 

 MAKALAH
PENGANTAR STUDI ISLAM

(Pendekatan Studi Islam)

 

Dosen : Noor Efendy, SHI, MH

Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam

 

 


 

 

 

Disusun oleh :


Kelompok 1

Halimah     (2022110899)

Huzaimah  (2022110880)

 

 


 

 

 

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM KANDANGAN

TAHUN 2022 M / 1443 H

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam mengerjakan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu. Dengan berkah sholawat serta salam selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang ini.

Tak lupa pula rasa syukur kepada Allah SWT dengan limpahan karunia sehat, baik itu sehat fisik maupun sehat akal pikiran hingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pendekatan Studi Islam” dalam mata kuliah “Pengantar Studi Islam”

Tentunya makalah ini jauh dari kata sempurna dan sangat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran positif dari pembaca untuk makalah ini. Agar makalah ini bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Sekian, semoga makalah ini bermanfaat untuk semua dan bisa menjadi bahan belajar bagi siapa yang membacanya. Aamiin yarabbal’alamiin.

Terima kasih sebanyak banyaknya, kami akhiri dengan wabillahi taufik wal hidayah, sumassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

.

 

 

Kandangan, Agustus 2022

 

 

 

Kelompok 1


 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR. - 1 -

BAB 1. - 3 -

PENDAHULUAN.. - 3 -

1.1 Latar Belakang. - 3 -

1.2 Rumusan Masalah. - 3 -

1.3 Tujuan. - 3 -

BAB 2. - 5 -

PEMBAHASAN.. - 5 -

A. Berbagai Pendekatan Yang Dilakukan Dalam Memahami Agama. - 5 -

1. Pendekatan Teologis Normatif - 5 -

2. Pendekatan Antropologis. - 6 -

3. Pendekatan Sosiologis. - 7 -

4. Pendekatan Filosofis. - 7 -

5. Pendekatan Historis - 8 -

6. Pendekatan Kebudayaan. - 8 -

7. Pendekatan Psikologis. - 9 -

BAB 3. - 9 -

3.1 KESIMPULAN.. - 9 -

3.2 KRITIK DAN SARAN.. - 10 -

DAFTAR PUSTAKA

 


 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama Allah yang terakhir sebagai penutup yang menjadi acuan hidup atau pandangan, falsafah hidup, aturan dan tata nilai kehidupan. Islam sebagai ajaran tidak hanya mengatur hidup pribadi manusia, namun juga mengatur tata norma, kebiasaan, adab dan akhlak seseorang kepada Allah dan kepada manusia lainnya.  Keterlibatan agama dalam setiap persoalan menjadi peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa agama, manusia tentu akan bingung dengan tujuan mengapa dia diciptakan di dunia dan bisa jadi agama sulit dipakai dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu perlunya pengetahuan tentang islam menjadi penting dalam aspek kehidupan.

Pendekatan berarti proses cara atau metode agar suatu tujuan dapat tercapai. Pendekatan penting dilakukan, dan tentunya ada banyak metode karena pendekatan ini harus sesuai dengan suatu daerah, lokal dan sosial budaya. Proses pendekatan tentunya tidak akan dapat diterima dalam sebuah wilayah tanpa adanya penyesuaian dan usaha dalam memahami pentingnya sebuah agama demi tercapainya kehidupan yang teratur dan tertata. Hal ini dilakukan agar agama bisa dirasakan secara objektif oleh penganutnya. Maka, pendekatan menjadi peran penting agar perspektif dapat dipertahankan. Nah, bagaimana proses pendekatan dapat memasuki kehidupan manusia?

Tanpa proses pendekatan, manusia menjadi lemah dan luntur. Maka dalam kehidupannya memerlukan kepercayaan agar dapat berpegang teguh pada asas-asas atau prinsip islam. Adanya kepercayaan tentunya berawal dari pengetahuan tentang kajian-kajian yang berkaitan dengan islam, atau disebut studi islam.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam studi islam?

b. Mengapa pendekatan menjadi peran penting dalam studi islam ?

c. Apakah ada contoh yang terdapat dalam pendekatannya?

 

1.3 Tujuan

a. Mengetahui berbagai pendekatan studi islam.

b. Mengetahui bagaimana cara pendekatan studi islam dapat masuk dalam kehidupan.

c. Mengetahui contoh atau gambaran pendekatan studi islam.


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Berbagai Pendekatan Yang Dilakukan Dalam Memahami Agama

Dalam pembahasan kali ini, pentingnya memahami beberapa cara pendekatan secara objektif. Pendekatan yang dilakukan sebagai pemandu jalan. Seorang pemandu dapat membimbing, menunjukkan, dan memberi arahan, bukan menentukan apalagi memaksakan. Karena berbeda manusia bisa jadi berbeda cara pendekatan yang bisa menyesuaikan. Berbagai pendekatan yang akan dibahas dalam bab ini meliputi pendekatan teologis normatif, antropologis, sosiologis, filosofis, historis, kebudayaan, dan psikologis[1]. Menurut  Prof. Dr. H. Abuddin Natta, M.A,  pendekatan di sini adalah sikap ilmiah (persepsi) dari seseorang untuk menemukan kebenaran ilmiah[2]. Maka, berikut ini berbagai pendekatan yang dilakukan dalam memahami agama.

1. Pendekatan Teologis Normatif

Pendekatan teologis normatif yaitu cara pendekatan dengan nilai-nilai norma ajaran islam, atau tradisi keislaman itu sendiri dengan tujuan mengenal eksistensi keberadaan Tuhan sehingga terkonstruksi dengan baik. Mengatur baik buruknya dan lebih menekankan pada aspek norma-norma keislaman terhadap perbuatan ajaran yang ada pada masyarakat itu sendiri. Pendekatan teologis normatif diartikan sebagai cara memahami agama menggunakan konsep ketuhananan. Namun, sisi negatif dalam pendekatan teologis terlihat bahwa dalam memahami agama cenderung bersifat tertutup, saling menyalahkan, mengklaim dirinya lebih benar sehingga terjadinya perpecahan antar sesama. Contoh seseorang yang mengklaim pendapat dirinya sebagai paling benar dan yang berbeda dengan dia adalah salah. Dengan mudahnya orang tersebut mengklaim kafir, keliru atau sesat kepada orang lain.  Namun, bukan berarti kita tidak memerlukan pendekatan teologis, karena tanpa pendekatan teologis keimanan atau keagamaan seseorang akan cepat luntur atau pudar. Sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli usul fiqih(Usuliyah), ahli hukum Islam (Fuqaha),ahli tafsir(mufassirin)yang berusaha menggali aspek legal formal dan ajaran Islam dari sumbernya adalah termasuk pendekatan normatif[3].  Disinilah pentingnya jalan saling memahami dan toleransi antar sesama beragama.

2. Pendekatan Antropologis

            Antropologis adalah ilmu yang membahas manusia, baik itu fisik maupun hubungan sosialnya. Antropologis dan sosiologis merupakan satu kerabat yang tidak lepas dan tidak jauh berbeda. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,  Antropologis disebut sebagai ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna  bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaannya pada masa lampau[4]. Pendekatan antropologis dapat diartikan dengan suatu usaha memakai agama melalui cara melihat wujud praktik keagamaan yang berkembang dalam masyarakat. Pada dasarnya, antropologis adalah bagian dari budaya manusia, karena masalah agama termasuk dari bagian budaya manusia. Hanya saja, antropologis dalam pendekatan agama lebih mengutamakan pengamatan langsung turun ke lapangan yang bersifat partisipatif dan objek bahasannya yang berkaitan dengan jiwa dan rohani manusia baik individu maupun sosial masyarakatnya, seperti aturan norma-norma, cita-cita, dan gagasan yang sesuai dengan agamanya. Menurut catatan Abuddin Nata, berbagai penelitian antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan agama dengan kondisi ekonomi dan politik[5]. Contohnya seperti golongan masyarakat kelas kebawah lebih memilih gerakan keagamaan yang bersifat pahlawan, atau menjanjikan perubahan ekonomi pada masyarakat. Sedangkan golongan masyarakat kelas atas lebih tertarik memilih gerakan keagamaan yang bersifat mempertahankan tatanan masyarakat baik itu ekonomi  agar tatanan itu menguntungkan pihaknya. Maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan antropologis berkolerasi erat dengan agama dan perkembangan ekonomi. Dalam hubungan ini jika ingin mengubah pandangan dan sikap etos kerja seseorang maka dapat dilakukan dengan cara mengubah pandangan keagamaanya.[6]

 Contoh lain dalam melakukan pengkajian agama melalui pendekatan antropologis adalah seperti yang disampaikan Koentjaraningrat, yaitu hasil kajian E.B Tylor yang dikenal dengan teori “Evolusi Religi”. Ia berteori bahwa asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa. Kesadaran paham jiwa karena ada dua hal berikut:

1. Perbedaan yang tampak pada manusia antara hal-hal yang hidup dan mati, lalu menyadari bahwa manusia bergerak karena adanya kekuatan, yaitu jiwa.

2. Peristiwa mimpi. Dalam mimpi manusia melihat dirinya  di tempat lain. Dari sini, manusia mampu membedakan bahwa dalam dirinya terdapat elemen lain yang dapat keluar sewaktu waktu. Elemen lain itu disebut jiwa.[7]

            Maka, antropologi juga berkaitan erat dengan agama terhadap berbagai masalah kehidupan manusia.

 

3. Pendekatan Sosiologis

            Sosiologis mengandung arti tentang kehidupan sosial, mempelajari pendekatan agama dengan cara meningkatkan penyesuaian diri manusia terhadap lingkungan masyarakat secara keseluruhan, seperti individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam cara bertata krama hidup bersama dalam lingkungan. Pendekatan sosiologis lebih mengacu pada tindakan seseorang sebagai anggota yang bersosial, dan pendekatan ini juga selalu mencoba mengerti maksud dari hidup bersama. Dalam sebuah masyarakat, agama merupakan salah satu struktur institusional penting yang melengkapi keseluruhan sistem sosial. Agama sebagai fenomena sosiologis terkait konsep keyakinan atau kepercayaan membentuk perilaku manusia disebut sebagai perilaku agamis dalam kehidupannya.[8] Contoh pendekatan sosiologis dalam agama adalah keutamaan sholat berjamaah daripada sendiri-sendiri, gotong royong dan lain sebagainya. Oleh karena itu pendekatan sosiologis dalam agama memiliki kontribusi besar terhadap pengaruh perilaku manusia, lewat pendekatan sosiologis  agama dapat dipahami dengan mudah.

4. Pendekatan Filosofis

            Filsafat sebagai pendekatan berarti filsafat digunakan
dalam konteks analisis keilmuan yang terbuka, open ended, dan
dinamis[9]. Pendekatan filsafat terus berupaya mencari hikmah dan hakikat terhadap di balik sesuatu objek proyek formanya. Dari definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa filsafat terus mencari makna, manfaat atau dasar dari lahiriyah. Sebagai contoh kita jumpai berbagai merk baju dengan kualitas dan harga yang berbeda. Namun inti dari semuanya adalah untuk menutupi tubuh kita. Contoh lain, berbagai bentuk peralatan makan dengan merk, warna dan hiasannya yang berbeda-beda. Namun makna kegunaan dan tujuannya sama, yaitu alat bantu untuk memudahkan makan dan minum kita Sehingga berpikir filosofis dapat digunakan dalam memahami ajaran agama dengan tujuan agar hikmah atau hakikatnya dapat dimengerti atau dipahami karena pendekatan filsafat selalu berjalan beriringan dengan logika

5. Pendekatan Historis

            Historis atau yang biasa dikenal dengan sejarah yang memperhatikan unsur kejadian, latar belakang, tempat, waktu, dan objek yang terkait. Jadi pendekatan historis yang dimaksud adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut tinjauan sejarah, dan menjawab permasalahan serta menganalisis menggunakan metode analisis sejarah[10]. Pendekatan ini berhubungan dengan peristiwa masa lampau yang menyangkut kejadian sebenarnya. Dari pendekatan histori, seseorang dibawa masuk dalam kejadian yang sebenarnya berkaitan dengan suatu peristiwa, oleh karena itu dari pendekatan ini dapat mengetahui dan memahami suatu pelajaran dan tujuan melalui petunjuk masa lalu untuk masa yang akan datang. Seperti contoh, jika ingin memahami isi Al-Qur’an secara benar, maka bersungguhlah mempelajari sejarah turunnya Al-Qur’an serta kejadian yang mengiringi turunnya, atau disebut juga Asbabunnuzul.

6. Pendekatan Kebudayaan

            Kebudayaan, dapat diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat; dan berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan.[11] Pendekatan kebudayaan mencap tentang unsur kepercayaan masyarakat, hukum, adat istiadat, moral, tradisi, aturan dan lain-lain yang melekat pada masyarakat suatu daerah. Dengan demikian, budaya merupakan bentuk dari hasil cipta manusia untuk acuan dan generasi selanjutnya yang mewarisi kebudayaan tersebut. Pendekatan kebudayaan dapat masuk dan diproses oleh masyarakatnya dari sumber agama seperti wahyu melalui penalaran.kita misalnya membaca kitab fiqh, maka fiqh yang merupakan pelaksaan dari nash Al-Qur’an maupun hadis sudah melibatkan unsur penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian, agama menjadi membudaya dan membumi di tengah-tengah masyarakat.[12] Dari pemahaman  dan pengamalan pendekatan kebudayaan, islam dapat berkembang dalam suatu masyarakat. Contoh lain, seringkali kita menjumpai kebudayaan seseorang bagaimana dia bersosialisasi, berpakaian, dan sebagainya maka terlihat jelas perbedaan yang dipengaruhi oleh pemahaman agama. Sebaliknya, tanpa adanya unsur kebudayaan maka agama akan sulit terlihat.

7. Pendekatan Psikologis

            Psikologi sebagaimana yang kita ketahui berarti ilmu tentang kejiwaan dan mental seseorang berupa manifestasi atau penjelmaan yang bisa tercermin melalui sikapnya. Maka dalam pendekatan psikologis bahwa sikap manusia bisa dipengaruhi atau akibat dari apa yang diyakininya. Maka objek formal dalam pendekatan psikologi adalah jiwa manusia. Contoh dalam kehidupan sehari-sehari seperti sikap beriman dan bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur adalah merupakan gejala kejiwaan yang berkaitan dengan agama. Contoh lain seperti ketika bertemu dengan teman lalu menyapanya, selain itu hormat kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama, menutup aurat dan lain sebagainya merupakan pendekatan melalui ilmu jiwa agama. Ilmu jiwa agama, sebagaimana yang dikemukakan Zakiah Darajat, tidak akan mempersoalkan benar atau tidaknya suatu agama yang dianut seseorang, melainkan yang dipentingkan adalah bagaimana keyakinan agama tersebut terlihat pengaruhnya dalam perilaku penganutnya.[13]

 

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

            Dari uraian pendekatan-pendekatan beserta contohnya maka terlihat sangat jelas bahwa agama dapat dipahami melalui berbagai metode. Dengan pendekatanlah seseorang akan sampai pada agamanya. Agama sangat mudah terbaur dalam kehidupan manusia, mulai dari individunya saja, individu kepada individu, individu kepada kelompok, dan kelompok kepada kelompok. Siapapun dapat mengenal agama walaupun dengan cara yang berbeda dengan yang lain. Karena hakikatnya agama lah yang mengatur hidup manusia, yang menjadi batasan manusia, dan menjadi pedoman hidup. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah teologis normatif, antropologis, sosiologis, filosofis, historis, kebudayaan, dan psikologis.

            Pendekatan teologis normatif adalah pendekatan norma-norma islam menggunakan kerangka ilmu ketuhanan. Pendekatan antropologis adalah pendekatan ke dalam jiwa manusia melalui wujud praktik langsung keagmaan yang tumbuh dan berkembang. Pendekatan sosiologis adalah pendekatan melalui sosial atau interaksi dalam kehidupan sosial. Pendekatan filosofis adalah pendekatan melalui pemahaman makna atau inti dibalik suatu objek. Pendekatan historis adalah pendekatan melalui sejarah atau masa lampau agar menjadi pelajaran untuk maa yang akan datang. Pendekatan kebudayaan adalah pendekatan dengan cara kebiasaan atau adat dalam suatu daerah masyarakat. Dan pendekatan psikologis adalah pendekatan dengan cara ilmu kejiwaan atau perilaku penganutnya.

           

3.2 KRITIK DAN SARAN

Mengingat terbatasnya pengetahuan dan pemahaman penulis dalam menelaah berbagai macam pembahasan Pengantar Studi Islam sehingga muatan makalah ini tidak sempurna. Saya mengharap para pembaca agar memberikan kritik dan saran yang positif agar bisa lebih meningkatkan ketelitian dan penyempurnaan makalah. Saya harap para pembaca memberi masukan yang bisa membangun semangat untuk kedua belah pihak. Dengan segala kesederhanaan makalah ini semoga bisa memberi manfaat dan ilmu yang bisa dipahami kepada Sang pembacanya.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anwar, Rosihon, dkk. Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2019

 

Arfa Faisar Ananda, dkk, Metode Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2015

 

Astutik, Anita Puji Buku Ajar Metodologi Studi Islam Dan Kajian Islam Kontemporer Perspektif Insider /Outsider, UMSIDA PRESS, Jawa Timur, 2018

 

H. Zuhri, Studi Islam Sebuah Pengantar, FA Press, Yogyakarta, 2016

 

Natta, Abuddin, Metodologi Studi Islam, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2004

 

Nawawi, Ahmad, Pengantar Studi Islam (Perspektif Metodologi), Azzagrafika, Yogyakarta, 2015



[1] Prof. Dr. H. Abuddin Natta, M.A., Metodologi Studi Islam, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2004 Ed. Rev. Cet 9, h 28

[2] Prof. Dr. Rosihon Anwar M.Ag, dkk. Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2019, Ed Cet 1, h 112

[3] Anita Puji Astutik, S.Ag., M.Pd.I., Buku Ajar Metodologi Studi Islam Dan Kajian Islam Kontemporer Perspektif Insider /Outsider, UMSIDA PRESS, Jawa Timur, 2018, Ed Cet 1, h 52

 

 

[4] Ibid., h 56

[5] Prof. Dr. H. Abuddin Natta, M.A., Metodologi Studi Islam, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2004 Ed. Rev. Cet 9, h 36

[6] Ibid., h 36

[7] Prof. Dr. Rosihon Anwar M.Ag, dkk. Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2019, Ed Cet 1, h 119

[8] Dr. faisar Ananda Arfa, M.A, dkk, Metode Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2015, Ed Cet ke 1, h 156-157

[9] H. Zuhri, Studi Islam Sebuah Pengantar, FA Press, Yogyakarta, 2016, Ed Cet ke 1, h 163

[10] Ahmad Nawawi, Pengantar Studi Islam (Perspektif Metodologi), Azzagrafika, Yogyakarta, 2015, Ed Cet ke 1, h 104

[11] Prof. Dr. H. Abuddin Natta, M.A., Metodologi Studi Islam, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2004 Ed. Rev. Cet 9, h 49

 

[12] Ibid., h 49

[13] Ibid., h 50

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ISU-ISU KONTEMPORER DALAM STUDI ISLAM

MAKALAH PENGANTAR STUDI ISLAM Karakter Studi Islam (Studi Al-Qur’an, Hadits, Hukum Islam, dan Sejarah Islam)